Kamis, 31 Mei 2012

Chloe Clover - 9


Empat


Bulan Desember menjadi awal bagi kehidupan baru Chloe. Harapan dan impian baru pasti sangat diharapkan semua orang di tahun yang baru maupun di bulan yang baru pula. Begitu juga Chloe...
Pikirannya tak sepenuhnya tertuju pada lelaki yang sudah pernah singgah dan menempati posisi spesial di hatinya. Tak ada lagi hari-hari dengan kesedihan dan muka yang muram, semua dijalaninya dengan penuh semangat dan kecerian sama seperti sebelumnya. Semua dimulai di Desember.
“Gimana Clo? Si Anton anak Arsitek yang pernah deketin lo kemarin ini” tanya Resi sangat penasaran, sudah hampir 2 minggu lelaki itu mendekati Chloe berharap Chloe bisa menjadi kekasihnya. “Tapi kan Clo, si Anton denger-denger sih anaknya agak brandalan walau tampangnya lumayan sih” lanjut kimi dengan cepat.
“Lo semua lagi jadi polisi wanita? Gue baru aja dateng uda lo introgasi aja. Biarin gue nafas dulu dong” jawab Chloe sambil salah satu tangannya mengipas-ngipaskan bagian mukanya yang hampir saja terbakar mata hari.
“Dia sih uda mau ajakin date, time will answer it guys...” jawab Chloe sambil tersenyum lebar kepada kedua temannya.
Maybe he is the best for you Clo, I hope it my best friend
***
Terik matahari menyoroti seluruh permukaan bumi secara merata sampai tak ada satu pun yang tertinggal. Semua mahasiswa terlihat sudah tidak bersemangat untuk meneruskan mata kuliah yang masih panjang. Tetapi ada sekumpulan mahasiswa yang masih terus energic di tengah hari yang panas untuk tetap berlatih yaitu tim basket kampus.
Salah satu anggota dari tim basket kampus yang dinamai East Wolves yaitu Anton, yang sedang melakukan pendekatan lebih jauh dari sekedar teman dengan Chloe. Anton memang menjadi salah satu idola para mahasiswi kampus, tubuhnya yang tinggi proposional, wajahnya yang manis, kulitnya coklat muda tidak terlalu hitam, tindikan di telinganya membuat para wanita makin terpikat karena hal itu membuatnya terlihat maskulin.
Di sudut taman Chloe memandang terus ke arah lapangan basket, matanya seolah mencari Anton ditengah kerumunan orang-orang. Kalo bukan dia yang nyuruh gue nonton, males gue nonton sendirian and panas banget lagi, tapi dilihat-lihat keren juga sih...
“Hai Clo, lama yah nungguinnya? Sorry yah lo jadi kepanasan dan bosen pasti cuma ngeliatin latihan kayak tadi” tanya Anton
“Oh... Gak apa-apa kok, santai aja gue juga lagi ada waktu luang juga. Gue lapar nih, kita cari makan yuk” ajak Chloe sambil mengusap-usap perutnya menunjukan ia lapar sekali.
“Oke, kita makan di Kwetiau aja, gue tau tempat yang enak. Enak banget! Lo pasti ketagihan.”
“Oke deh, awas yah kalo gak sampe bikin ketagihan!” ancam Chloe sambil tertawa kecil kepada Anton.
“Sip bos...”
Sesampainya di tempat makan langkah Chloe terhenti, matanya terhenti pada restoran yang ada dihadapannya. Raut wajahnya seolah menunjukkan kebingungan dan rasa tidak percaya.
“Clo, lo kenapa? Lo baik-baik aja kan?”
“Hmmm.... I-ya gue baik-baik aja kok” jawab Chloe dengan terbata-bata. Waduh gawat kenapa makan di tempat ini sih, emang gak ada yah restoran lain selain resto ini deh. Ini restoran kan punya keluarga si Richar. Gue tau masakannya emang enak, oh God! Help me out from here!
“Oh, ayo Clo kita masuk gue uda laper banget nih” ajak Antony
Langkah Chloe semakin berat saat mendekati pintu masuk restoran itu. Dadanya terus berdebar-debar, pandangannya menerawang ke dalam mencoba melihat siapa saja yang ada di dalam. Pikirannya ikut melayang membayangkan apa yang akan terjadi nanti saat sudah masuk ke dalam.
Seperti biasa pramusaji selalu menyambut kedatangan tamu di depan pintu. Dada Chloe semakin berdebar dengan cepat. Chloe segera mencari tempat duduk yang menjadi favoritenya di tempat itu ketika bersama dengan mantan kekasihnya yaitu Richard. Pelayannya udah ganti ternyata, untunglah gak ketemu sama yang biasanya, gumamnya dalam hati.
Chloe sedang melihat-lihat menu yang ada di meja dan bersiap untuk memilih pesanannya itu. Tetapi tiba-tiba...
“Silahkan kak, mau pesan apa?” tanya seorang pelayan berpostur badan kurus dan tinggi semampai, wajahnya terlihat masih muda sekitar anak SMA.
“Mau pesan kwetiau siram sapi satu sama minumnya lemon juice” jawab Anton tanpa berpikir panjang
“Mau pesan....” suaranya terhenti, ia tidak mampu untuk melanjutkan kata-katanya seolah ada sesuatu yang mengganjal mulut Chloe untuk tidak berbicara.
Pelayan yang dihadapan Chloe dan Anton merasa pernah mengenal Chloe dari awal menghampiri meja mereka berdua pelayan itu terlihat penasaran dengan wajah Chloe yang menunduk dan asik memilih-milih ke arah menu. Ternyata pelayan itu adik dari Richard, bernama Ruben.
“Ka Chloe?” sapa Ruben dengan raut muka penasaran
“Iyah Ben, kamu lagi jaga gantiin mama?” tanya Chloe dengan dada yang berdebar-debar takut kalau-kalau Richard ternyata ikut menjaga restoran itu. Hingga saat ini Chloe belum pernah melihat Richard lagi setelah kejadian di pesta ulang tahun Tara bulan lalu, ia masih canggung untuk bertemu apalagi kalau sampai mengobrol dengan Richard.
“Sama siapa ka? Kebetulan ko Richard lagi gak jaga dan mama kebetulan lagi belanja buat kebutuhan rumah sama ci Rena jadi aku deh yang gantiin buat jaga” jawab Ruben sambil tersenyum kecil seolah mencairkan suasana hati Chloe yang terus menegang.
“A-ku sama temen ben. Kenalin nih Anton, teman kuliah aku. Kalo gitu salam yah buat mama kamu dan semuanya,” ucap Chloe dengan tersenyum. “Oh ya ben, aku pesen yang sama yah kayak temen aku tadi. Thank you yah.”
“Oke ka.”
Ruben segera pergi kembali ke meja kasir. Pesanan Chloe sudah diberikan kepada koki restoran itu. Hati Chloe masih saja tidak tenang, masih ada perasaan yang mengganjal di dalam hatinya.
“Clo, itu siapa? Kok kenal sama lo?”
“Iya kenal, dia adiknya mantan gue. Kenapa?”
“Cuma nanya aja, abis kayaknya lo kenal baik sama keluarganya makanya gue penasasaran. Ternyata adik mantan lo pantesan aja.”
Makanan pun segera datang. Kali ini pesanan dapat dengan cepat diantar, tidak seperti biasanya setiap makanan yang akan dipesan pasti lama datangnya karena banyak sekali tamu yang mengantri untuk makan siang di restoran yang dinamainya R’cafe sesuai nama depan dari seluruh keluarga.
“Ton, abis ini gue mau balik aja yah”
“Lho kenapa Clo? Gue baru pengen ajak lo keluar sebentar”
“Gue pengen pulang aja”
“Tapi lo baik-baik aja kan?” tanya Anton dengan raut wajah penasaran.
“Iya gue baik-baik aja, lain kali aja kita pergi lagi”
Chloe membantingkan tubuhnya ke atas kasurnya yang empuk. Tubuhnya lelah begitu juga pikirannya yang sudah terperas membayangkan apa yang akan terjadi di restoran tadi. Untunglah si Richard gak ada. Gue belum siap buat ketemu dia lagi apalagi kalau ada nyokapnya juga bisa ngobrol apa? Canggung banget uda lama gak ketemu.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar