Empat
Bulan Desember menjadi awal
bagi kehidupan baru Chloe. Harapan dan impian baru pasti sangat diharapkan
semua orang di tahun yang baru maupun di bulan yang baru pula. Begitu juga
Chloe...
Pikirannya tak sepenuhnya
tertuju pada lelaki yang sudah pernah singgah dan menempati posisi spesial di
hatinya. Tak ada lagi hari-hari dengan kesedihan dan muka yang muram, semua
dijalaninya dengan penuh semangat dan kecerian sama seperti sebelumnya. Semua
dimulai di Desember.
“Gimana Clo? Si Anton anak
Arsitek yang pernah deketin lo kemarin ini” tanya Resi sangat penasaran, sudah
hampir 2 minggu lelaki itu mendekati Chloe berharap Chloe bisa menjadi
kekasihnya. “Tapi kan Clo, si Anton denger-denger sih anaknya agak brandalan
walau tampangnya lumayan sih” lanjut kimi dengan cepat.
“Lo semua lagi jadi polisi
wanita? Gue baru aja dateng uda lo introgasi aja. Biarin gue nafas dulu dong”
jawab Chloe sambil salah satu tangannya mengipas-ngipaskan bagian mukanya yang
hampir saja terbakar mata hari.
“Dia sih uda mau ajakin date, time will answer it guys...” jawab Chloe sambil tersenyum lebar
kepada kedua temannya.
“Maybe he is the best for you Clo, I hope it my best friend”
***
Terik matahari menyoroti
seluruh permukaan bumi secara merata sampai tak ada satu pun yang tertinggal.
Semua mahasiswa terlihat sudah tidak bersemangat untuk meneruskan mata kuliah
yang masih panjang. Tetapi ada sekumpulan mahasiswa yang masih terus energic di tengah hari yang panas untuk
tetap berlatih yaitu tim basket kampus.
Salah satu anggota dari tim
basket kampus yang dinamai East Wolves
yaitu Anton, yang sedang melakukan pendekatan lebih jauh dari sekedar teman
dengan Chloe. Anton memang menjadi salah satu idola para mahasiswi kampus,
tubuhnya yang tinggi proposional, wajahnya yang manis, kulitnya coklat muda
tidak terlalu hitam, tindikan di telinganya membuat para wanita makin terpikat
karena hal itu membuatnya terlihat maskulin.
Di sudut taman Chloe
memandang terus ke arah lapangan basket, matanya seolah mencari Anton ditengah
kerumunan orang-orang. Kalo bukan dia
yang nyuruh gue nonton, males gue nonton sendirian and panas banget lagi, tapi
dilihat-lihat keren juga sih...
“Hai Clo, lama yah
nungguinnya? Sorry yah lo jadi kepanasan dan bosen pasti cuma ngeliatin latihan
kayak tadi” tanya Anton
“Oh... Gak apa-apa kok,
santai aja gue juga lagi ada waktu luang juga. Gue lapar nih, kita cari makan
yuk” ajak Chloe sambil mengusap-usap perutnya menunjukan ia lapar sekali.
“Oke, kita makan di Kwetiau
aja, gue tau tempat yang enak. Enak banget! Lo pasti ketagihan.”
“Oke deh, awas yah kalo gak
sampe bikin ketagihan!” ancam Chloe sambil tertawa kecil kepada Anton.
“Sip bos...”
Sesampainya di tempat makan
langkah Chloe terhenti, matanya terhenti pada restoran yang ada dihadapannya.
Raut wajahnya seolah menunjukkan kebingungan dan rasa tidak percaya.
“Clo, lo kenapa? Lo baik-baik
aja kan?”
“Hmmm.... I-ya gue baik-baik
aja kok” jawab Chloe dengan terbata-bata. Waduh
gawat kenapa makan di tempat ini sih, emang gak ada yah restoran lain selain
resto ini deh. Ini restoran kan punya keluarga si Richar. Gue tau masakannya
emang enak, oh God! Help me out from here!
“Oh, ayo Clo kita masuk gue
uda laper banget nih” ajak Antony
Langkah Chloe semakin berat
saat mendekati pintu masuk restoran itu. Dadanya terus berdebar-debar,
pandangannya menerawang ke dalam mencoba melihat siapa saja yang ada di dalam.
Pikirannya ikut melayang membayangkan apa yang akan terjadi nanti saat sudah
masuk ke dalam.
Seperti biasa pramusaji
selalu menyambut kedatangan tamu di depan pintu. Dada Chloe semakin berdebar
dengan cepat. Chloe segera mencari tempat duduk yang menjadi favoritenya di
tempat itu ketika bersama dengan mantan kekasihnya yaitu Richard. Pelayannya udah ganti ternyata, untunglah
gak ketemu sama yang biasanya, gumamnya dalam hati.
Chloe sedang melihat-lihat
menu yang ada di meja dan bersiap untuk memilih pesanannya itu. Tetapi
tiba-tiba...
“Silahkan kak, mau pesan
apa?” tanya seorang pelayan berpostur badan kurus dan tinggi semampai, wajahnya
terlihat masih muda sekitar anak SMA.
“Mau pesan kwetiau siram sapi
satu sama minumnya lemon juice” jawab
Anton tanpa berpikir panjang
“Mau pesan....” suaranya
terhenti, ia tidak mampu untuk melanjutkan kata-katanya seolah ada sesuatu yang
mengganjal mulut Chloe untuk tidak berbicara.
Pelayan yang dihadapan Chloe
dan Anton merasa pernah mengenal Chloe dari awal menghampiri meja mereka berdua
pelayan itu terlihat penasaran dengan wajah Chloe yang menunduk dan asik
memilih-milih ke arah menu. Ternyata pelayan itu adik dari Richard, bernama
Ruben.
“Ka Chloe?” sapa Ruben dengan
raut muka penasaran
“Iyah Ben, kamu lagi jaga
gantiin mama?” tanya Chloe dengan dada yang berdebar-debar takut kalau-kalau
Richard ternyata ikut menjaga restoran itu. Hingga saat ini Chloe belum pernah
melihat Richard lagi setelah kejadian di pesta ulang tahun Tara bulan lalu, ia
masih canggung untuk bertemu apalagi kalau sampai mengobrol dengan Richard.
“Sama siapa ka? Kebetulan ko
Richard lagi gak jaga dan mama kebetulan lagi belanja buat kebutuhan rumah sama
ci Rena jadi aku deh yang gantiin buat jaga” jawab Ruben sambil tersenyum kecil
seolah mencairkan suasana hati Chloe yang terus menegang.
“A-ku sama temen ben. Kenalin
nih Anton, teman kuliah aku. Kalo gitu salam yah buat mama kamu dan semuanya,”
ucap Chloe dengan tersenyum. “Oh ya ben, aku pesen yang sama yah kayak temen
aku tadi. Thank you yah.”
“Oke ka.”
Ruben segera pergi kembali ke
meja kasir. Pesanan Chloe sudah diberikan kepada koki restoran itu. Hati Chloe
masih saja tidak tenang, masih ada perasaan yang mengganjal di dalam hatinya.
“Clo, itu siapa? Kok kenal
sama lo?”
“Iya kenal, dia adiknya
mantan gue. Kenapa?”
“Cuma nanya aja, abis
kayaknya lo kenal baik sama keluarganya makanya gue penasasaran. Ternyata adik
mantan lo pantesan aja.”
Makanan pun segera datang.
Kali ini pesanan dapat dengan cepat diantar, tidak seperti biasanya setiap
makanan yang akan dipesan pasti lama datangnya karena banyak sekali tamu yang
mengantri untuk makan siang di restoran yang dinamainya R’cafe sesuai nama
depan dari seluruh keluarga.
“Ton, abis ini gue mau balik
aja yah”
“Lho kenapa Clo? Gue baru
pengen ajak lo keluar sebentar”
“Gue pengen pulang aja”
“Tapi lo baik-baik aja kan?”
tanya Anton dengan raut wajah penasaran.
“Iya gue baik-baik aja, lain kali aja kita
pergi lagi”
Chloe membantingkan tubuhnya
ke atas kasurnya yang empuk. Tubuhnya lelah begitu juga pikirannya yang sudah
terperas membayangkan apa yang akan terjadi di restoran tadi. Untunglah si Richard gak ada. Gue belum siap
buat ketemu dia lagi apalagi kalau ada nyokapnya juga bisa ngobrol apa?
Canggung banget uda lama gak ketemu.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar