Kamis, 31 Mei 2012

Chloe Clover - 6


“Clo, lo mau beli dress itu? Katanya tadi gak mood belanja and gak ada yang cocok dengan selera lo,” komentar Kimi
“Ga tau nih gue naksir banget sama dress itu, feeling gue bilang sih dress ini menambah rasa percaya diri gue. Gimana menurut lo?”
“Hmm, cocok sih dibadan lo yang langsing, rambut lo sedikit dikerting aja biar keliatan fresh, kok stilleto yang lo pilih juga gak jelek. Sekali-sekali lo berubah penampilan lebih rapi pakai dress.” Sahut Resi dengan tertawa kecil, sejak putus dengan mantan kekasihnya tampilan Chloe jauh lebih tidak rapi. Dulu ia selalu meperhatikan penampilan tiap ke kampus, sekarang lebih cuek dengan tampilan yang seadanya yaitu kaos oblong, celana panjang, dan sepatu kets.
“Oke Sebastian! Bungkus! Jangan lupa discount khusus yah,” kata Chloe penuh senyum. “Siap bos!” sahut Sebastian cepat.
***
Kenapa rasa itu muncul lagi sih, padahal gue kemarin seneng banget uda bisa have fun lagi tapi pagi ini kerasa banget hampa. Apa gue coba telon yah? Sekali aja dan yang terakhir...
Tuuuuuttt... Tuuuuttttttt... Tuuuuuttttt... Tuuuuutttttttt...
“Lho kok dia udah gak ada nada dering favoritenya padahal disuruh ganti aja susah sekaranf malahan sudah gak dipakai lagi. Huh...” gumamnya sendiri
Maaf, telepon yang anda tuju sedang berada di luar jangkauan silahkan hubungi sesaat lagi. Terima kasih. Terdengar dari sebrang telepon hanya ada suara mesin yang mejawab telepon Richard. Pikirannya melayang-layang mencoba untuk mengingat-ingat jadwal kegiatan Richard jam sepuluh pagi sudah pergi kemana.
Hmm, ya sudahlah yang penting udah coba hubungi dia lagi mungkin lagi sibuk sekarang. Inginnya sekedar menjalin hubungan baik sebagai teman dekat dia. That’s only a dream at now? The time will be answer it..
Segera ia beranjak dari kasurnya untuk pergi ke kampus. Kali ini ia berusaha tampil rapi dan terlihat cantik. Hari-hari Chloe berjalan membosankan tidak ada hal yang baru atau menarik hatinya untuk dilakukannya. Hingga saat ini masih Richard seorang yang terus membayangi pikiran, hati dan hari-hari Chloe. Sampai suatu ketika... awan gelap kembali menyelimuti hati Chloe.
“Lo kapan sampe Clo?” sapa Tara Mark salah satu anak populer di kampusnya yang menjadi teman akrab geng Chloe. Parasnya yang cantik, putih, friendly, fashionnya selalu up to date, yang terlebih Tara blesteran Jerman sehingga  membuat Tara terkenal dikalangan anak kampus dan banyak anak kampus lain yang mengenalnya.
“Baru aja belom lama. Kenapa Tar? Kangen lo sama gue?” ucap Chloe sambil tertawa kecil.
“Hah?! Gak salah lo? Gue Cuma mau kasih tau ke lo kalo gue mau adain party ulang tahun gue hari sabtu nanti lo bertiga dateng yah, hmm tema bajunya sih glamour. Awas lo pada sampe salah kostum...”
“Sip... Tapi dimana Tar?” tanya Resi
“Biasa di Pancious... Tempat favorite gue tuh!”
“Kita pasti dateng Tar asal party lo pasti seru yah, awas! kalo gak seru gue semua pulang.” seru Kimi
“Sip semua bisa diatur, kapan party yang gue buat ga seru?” jawab Tara dengan penuh percaya diri dan salah satu tangannya mengibaskan rambutnya yang terurai panjang.
Kelas dimulai tetapi seperti biasa kelas selalu berjalan membosankan alhasil sebagian besar mahasiswanya tidak memperhatikan apa yang dijelaskan. Di pojok kelas terdengar suara samar-samar layaknya berbisik-bisik, ternyata Chloe, Kimi, dan Resi berdiskusi mengenai pakaian apa yang cocok untuk dipakai pesta ulang tahun sang putri populer dikampus. Padahal party tersebut masih ada dua hari lagi tetapi mereka sudah sangat antusias untuk pergi bersenang-senang sejenak yakni di pesta seorang Tara Mark.
Kamar memang tempat yang paling nyaman untuk beristirahat dan melakukan semua kegiatan di dalamnya. Seperti halnya Chloe yang berjalan lemas menuju kamar dan langsung membanting dirinya ke kasur favoritenya. Semua tampak begitu nyaman dan nikmat sampai suatu perasaan yang tidak enak menghampiri pikiran dan hatinya. Ia mencari-cari ponsel di dalam tas dan langsung menekan nomor yang dituju dengan cepat, seperti sudah menghafalnya sejak lama.
Di ujung telepon tidak terdengar lagi nada dering dari Jessie – Price Tag yang sangat akrab ditelinga Chloe. Lagi-lagi hanya mesin yang menjawab telepon Chloe, tidak ada satupun yang mengangkat teleponnya. Tanda tanya besar kembali menambah koleksi Chloe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar