“Clo, lo mau
beli dress itu? Katanya tadi gak mood belanja and gak ada yang cocok dengan
selera lo,” komentar Kimi
“Ga tau nih gue
naksir banget sama dress itu, feeling gue bilang sih dress ini menambah rasa
percaya diri gue. Gimana menurut lo?”
“Hmm, cocok sih
dibadan lo yang langsing, rambut lo sedikit dikerting aja biar keliatan fresh,
kok stilleto yang lo pilih juga gak jelek. Sekali-sekali lo berubah penampilan
lebih rapi pakai dress.” Sahut Resi dengan tertawa kecil, sejak putus dengan
mantan kekasihnya tampilan Chloe jauh lebih tidak rapi. Dulu ia selalu
meperhatikan penampilan tiap ke kampus, sekarang lebih cuek dengan tampilan
yang seadanya yaitu kaos oblong, celana panjang, dan sepatu kets.
“Oke Sebastian!
Bungkus! Jangan lupa discount khusus yah,” kata Chloe penuh senyum. “Siap bos!”
sahut Sebastian cepat.
***
Kenapa rasa itu muncul lagi sih, padahal gue kemarin
seneng banget uda bisa have fun lagi tapi pagi ini kerasa banget hampa. Apa gue
coba telon yah? Sekali aja dan yang terakhir...
Tuuuuuttt...
Tuuuuttttttt... Tuuuuuttttt... Tuuuuutttttttt...
“Lho kok dia
udah gak ada nada dering favoritenya padahal disuruh ganti aja susah sekaranf
malahan sudah gak dipakai lagi. Huh...” gumamnya sendiri
Maaf, telepon
yang anda tuju sedang berada di luar jangkauan silahkan hubungi sesaat lagi.
Terima kasih. Terdengar dari sebrang telepon hanya ada suara mesin yang mejawab
telepon Richard. Pikirannya melayang-layang mencoba untuk mengingat-ingat
jadwal kegiatan Richard jam sepuluh pagi sudah pergi kemana.
Hmm, ya sudahlah yang penting udah coba hubungi dia
lagi mungkin lagi sibuk sekarang. Inginnya sekedar menjalin hubungan baik
sebagai teman dekat dia. That’s only a dream at now? The time will be answer
it..
Segera ia
beranjak dari kasurnya untuk pergi ke kampus. Kali ini ia berusaha tampil rapi
dan terlihat cantik. Hari-hari Chloe berjalan membosankan tidak ada hal yang
baru atau menarik hatinya untuk dilakukannya. Hingga saat ini masih Richard
seorang yang terus membayangi pikiran, hati dan hari-hari Chloe. Sampai suatu
ketika... awan gelap kembali menyelimuti hati Chloe.
“Lo kapan sampe
Clo?” sapa Tara Mark salah satu anak populer di kampusnya yang menjadi teman
akrab geng Chloe. Parasnya yang cantik, putih, friendly, fashionnya selalu up
to date, yang terlebih Tara blesteran Jerman sehingga membuat Tara terkenal dikalangan anak kampus
dan banyak anak kampus lain yang mengenalnya.
“Baru aja belom
lama. Kenapa Tar? Kangen lo sama gue?” ucap Chloe sambil tertawa kecil.
“Hah?! Gak salah
lo? Gue Cuma mau kasih tau ke lo kalo gue mau adain party ulang tahun gue hari
sabtu nanti lo bertiga dateng yah, hmm tema bajunya sih glamour. Awas lo pada
sampe salah kostum...”
“Sip... Tapi
dimana Tar?” tanya Resi
“Biasa di
Pancious... Tempat favorite gue tuh!”
“Kita pasti
dateng Tar asal party lo pasti seru yah, awas! kalo gak seru gue semua pulang.”
seru Kimi
“Sip semua bisa
diatur, kapan party yang gue buat ga seru?” jawab Tara dengan penuh percaya
diri dan salah satu tangannya mengibaskan rambutnya yang terurai panjang.
Kelas dimulai
tetapi seperti biasa kelas selalu berjalan membosankan alhasil sebagian besar
mahasiswanya tidak memperhatikan apa yang dijelaskan. Di pojok kelas terdengar
suara samar-samar layaknya berbisik-bisik, ternyata Chloe, Kimi, dan Resi
berdiskusi mengenai pakaian apa yang cocok untuk dipakai pesta ulang tahun sang
putri populer dikampus. Padahal party tersebut masih ada dua hari lagi tetapi
mereka sudah sangat antusias untuk pergi bersenang-senang sejenak yakni di
pesta seorang Tara Mark.
Kamar memang
tempat yang paling nyaman untuk beristirahat dan melakukan semua kegiatan di
dalamnya. Seperti halnya Chloe yang berjalan lemas menuju kamar dan langsung
membanting dirinya ke kasur favoritenya. Semua tampak begitu nyaman dan nikmat
sampai suatu perasaan yang tidak enak menghampiri pikiran dan hatinya. Ia
mencari-cari ponsel di dalam tas dan langsung menekan nomor yang dituju dengan
cepat, seperti sudah menghafalnya sejak lama.
Di ujung telepon
tidak terdengar lagi nada dering dari Jessie – Price Tag yang sangat akrab
ditelinga Chloe. Lagi-lagi hanya mesin yang menjawab telepon Chloe, tidak ada
satupun yang mengangkat teleponnya. Tanda tanya besar kembali menambah koleksi
Chloe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar