Satu
Kringggg.....
Kringggg.....
Alarm tepat pukul 06.00
tiap harinya selalu berbunyi. Sepertinya Chloe Clover sudah tidak memerlukan
alrm lagi untuk membangunkannya, semalaman ia terjaga lalu duduk di sudut
kamarnya yang bernuansa pink di depan
jendela besar yang langsung menghadap jalan kecil di kota Tangerang. Walaupun
ia berjanji untuk melepaskan diri dari bayang-bayang masa lalunya tetap saja
seorang wanita seperti Chloe pasti membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk
melupakan semua rasa sakit hatinya dan kenangan yang menjadi pahit.
Ia bergegas mandi untuk
segera berangkat kuliah. Tidak bisa
berlarut-larut kaya gini, harus coba untuk melihat ke depan. Seperti
biasanya jalan menuju kampus selalu macet, butuh waktu setengah jam untuk
sampai di depan lobby kampus seperti
biasa Chloe selalu diantar dengan sopir atau ayahnya sendiri yang selalu setia
mengantar anaknya ke kampus selagi tidak bentrok dengan jam kerja ayahnya.
Sampainya di kampus Chloe berjalan lesu menuju kelasnya yang jauh di lantai 6,
“aduh, biasanya lift pagi-pagi gini penuh lagi kalo mau ga telat harus naik
tangga!”
Mujizat
itu nyata! Kali ini lift berpihak dengan dirinya,
ia tidak perlu mengantri panjang untuk ke lantai 6. “Sekarang kita masuk minggu
ke tujuh mengenai Toleransi dan Gotong royong” kata dosen Sistem Sosial Budaya
Indonesia yang rata-rata mahasiswa yang hadir tidak begitu memperhatikan
apalagi yang duduk dipojok atau belakang. Kelas terasa sudah berlangsung selama
sepuluh jam padahal kelas ini hanya dua jam saja. Chloe mempunyai sahabat yang
selalu kemana-mana bersama yaitu Resi dan Kimi.
“Clo. Muka lo kenapa?
Mata lo sembab, muka lo gak cantik lagi,” ujar Resi
“Gue abis nangis
semalaman karna masih keinget Richard.”
“Udah Clo, let it flow.
Gak secantik dulu kalo lo kayak gini,” tambah Kimi
“Eh kita coba makan di
tempat baru yuk di deket kos temen gue katanya enak,” ajak Resi dengan kedua
tangan menarik-narik Chloe
“Ayo aja!” sahut Kimi
tanpa pikir panjang, “lo gimana Clo?”
“Iya gue ikut aja.”
Ternyata cafe yang di
kunjungi mereka adalah cafe yang dahulu pernah di kunjungi Chloe bersama
Richard Watson sebelum Chloe akhirnya pergi bersamakedua temannya. Cafe ini didesain
sangat nyaman untuk anak muda yang sekedar nongkrong dan harga yang ditawarkan
tidak terlalu mahal untuk kocek anak kampus. “Hmm, lumayan keren nih cafe.”
puji Kimi. Mereka masuk dan duduk di sebuah sudut ruangan dengan jendela besar
disampingnya sehingga dapat melihat langsung kearah parkiran dan jalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar