Kamis, 31 Mei 2012

Chloe Clover - 15


Akhir-akhir ini Chloe mulai merasakan persamaan sikap dan perilaku Raymon dengan Richard. Hal itu membuat Chloe semain merasa nyaman dan betah untuk lama-lama dekat dengan Raymon. Kejadian-kejadian yang dialaminya dengan Richard dahulu.
Seperti saat pegi ke restoran favorie Chloe, Richard tidak begitu suka melihat kondisi restorannya tetapi setelah mencicipi masakan yang disajikan Richard langsung ketagihan dan selalu kembali ke restoran yang sama setiap malam minggu berdua dengan Chloe.
Kesamaan sikap muncul antara Raymon dan Richard saat awal perjumpaan dengan Chloe. Awalnya Raymon bersikap sangat pemalu tetapi setelah Chloe membuka pembicaraan mereka berdua langsung bisa dekat seakan tidak pernah bertemu selama satu tahun sehingga banyak sekali yang daoat dibicarakan.
Siang itu Raymon mengajak Chloe untuk pergi ke tempat ice skating, kebetulan Raymon mendapatkan vocher gratis main di ice skating Taman Anggrek dari salah seorang rekan kerjanya.
Dreettt... Dreeettt....
Chloe ke tempat ice skate yuk, gue baru aja dapet tiket gratisnya. Lo gue jemput sekarang kalo mau soalnya kerjaan gue juga uda selesai. ^__^v
Chloe yang saat menerima pesan tersebut sedang berada di kelas, lalu membalasnya dengan perlahan agara tidak ketahuan dengan dosen yang sedang mengajar.
Boleh-boleh, kebetulan gue suka banget. Lo jemput di depan kampus ya kayak biasanya, gue lima belas menit lagi keluar kelas. ^^
Chloe segera bersiap-siap membereskan tas dan bukunya untuk pergi ke ice skating. Tempat itu merupakan tempat favoritenya dahulu berdua dengan Richard. Orang yang pertama kali mengajak dia untuk bermain ice skating yaitu Richard.
Setelah kelas selesai Chloe langsung berpamitan dengan teman-temannya.
“Res, Kim, gue duluan ya. Mau pergi gue ke Taman Anggrek, main ice skating,” kata Chloe dengan wajah berseri-seri bahagia.
“Wih enak amat lo, pasti sama Raymon. Gitu dia sekarang Res, udah dapet yang baru kita udah jarang main lagi,” seru Kimi
“Iya kim, kayak gak tau Chloe aja,” tambah Resi
“Kalian bisa aja. Nanti kita jalan sepuas lo berdua. Both of you always be my besties.” Chloe melangkah pergi sambil melambaikan tangannya kepada dua sahabatnya itu.
***
Hari ini hari Sabtu, semua yang datang ke tempat ice skating kebanyakan pasangan dan keluarga, semua terlihat sangat menikmati permainan mereka masing-masing. Banyak pasangan yang membuat Chloe semakin iri untuk menikmati permainan ini bersama dengan kekasihnya terdahulu yaitu Richard.
“Clo, lo bisa main kan?” tanya Raymon sambil berpenggangan di pinggir arena bermain.
“Bisa. Kenapa? Jangan-jangan lo gak bisa yah?”
“Iya gue gak bisa. Jangan tinggalin gue lo, nanti jatoh lagi,” jawab Ramon sambil memegang tangan Chloe untuk tetap bisa berdiri. “Belajar dari mana lo?”
Pertanyaan Raymon membuat Chloe harus kembali mengenang dan mengingat masa-masa indahnya dengan Richard dahulu. “Dari Richard mantan gue, yang gue pernah ceritain ke lo.”
“Oh... Sekarang ajarin gue jangan inget mantan lo lagi,” ujar Raymon sambil tersenyum lebar.
Tetap saja Raymon jatuh juga di tengah keramaian arena bermain ice skating, tetapi Chloe berusaha mengajari Raymon untuk bisa berjalan di arena yang licin dan dingin ini. Sesekali Chloe melamun setelah melihat sepasang kekasih yang sedang bermain, pria tersebut mengajari pacarnya sendiri dengan penuh kesabaran. Sama seperti kejadian tiga bulan yang lalu Chloe sama sekali tidak bisa bermain ice skating tetapi Richard dengan sabar berusaha mengajari Chloe hingga Chloe sangat lancar memainkannya.
“Clo, bantuin gue jangan bengong liatin orang aja.” Kata-kata Raymon seolah membuyarkan semua lamunan panjangnya.
“Oh iya mon, sorry. Sini gue tarik tangan lo, lo jalan kiri kanan ya. Jangan takut jatoh, pasti bisa. Gue juga kayak lo kok waktu gak bisa main.”
“Ok deh, sabar yah buat ngelatih gue,” jawab Raymon dengan tersenyum manis.
Senyuman itu lama sekali gue gak pernah liat. Senyumannya membuat Raymon semakin terlihat manis dan tampan. Senyuman itu terlihat sangat tulus dan hangat, baru ada dua orang didunia ini yang gue pernah liat senyumannya yaitu Raymon dan Richard. Oh God, kapan bayangan dia hilang dari pikiran dan hati gue.
Tak terasa waktu sudah berjalan cukup lama saat mereka berdua main dalam arena tersebut. Chloe dan Raymon bersiap-siap untuk pulang karena besok mereka harus kembali ke rutinitas mereka masing-masing.
Dreettt... Dreetttt...
Handphone Chloe tiba-tiba berbunyi. Dengan perlahan Chloe mengambilnya dari tas dan membuka pesan yang baru saja diterimanya.
Kamu bagaikan bunga yang selalu bersemi di dalam hidupku. Keindahan mu tak ada yang bisa menandinginya. Kenangan manis itu hanya akan menjadi milik kita berdua tidak akan ada yang pernah dapat menggantikan dirimu Chloe Clover.
Chloe terhentak kaget seketika melihat isi pesan yang baru saja dibukanya. Perlahan ia melihat kearah nomor pengirim pesan itu dan Ternyata pengirim itu adalah...
-Richard-
Perasaan Chloe bercampur menjadi satu. Segera ia balas pesan tersebut dengan cepat.
Maksud kamu apaan kirim-kirim kata-kata kayak gitu?? Kemana kamu selama ini terus menghilang! Bukan sifat kamu banget Richard Watson untuk kirim pesan kayak gini ke orang yang udah kamu tinggalin...
Tak ada balasan kunjung datang sampai Raymon dan Chloe meninggalkan arena ice skating. Muka Chloe terus menunjukkan raut muka yang bingung dan dadanya terus berdebar-debar.
“Lo gak apa-apa Clo?” tanya Raymon khawatir karena raut wajah Chloe berubah seketika. “Kelihatannya lo pucet, belum makan ya?”
“A-pa?” jawab Chloe tidak benar-benar menyimak pertanyaan Raymon.
“Kita makan aja yuk, muka lo kelihatan pucet gue takut lo sakit lagi. Nanti gak ada yang jadi asisten dadakan gue,” ejek Raymon.
“Gak kok, gue gak apa-apa. Ya udah kalo lo mau makan gue temenin.”
Chloe tidak cukup kuat untuk menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya. Ia lebih baik menyimpan semuanya sendiri dahulu untuk memikirkan tujuan Richard berbuat seperti itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar