Tuuutttt... Tuuuttt...
Tuuutttt...
Chloe
tidak dapat membendungnya lagi, air matanya tumpah tak terkendali membasahi
pipinya yang merah. Pikiran seakan terbang mencari jawaban akan semua
pertanyaan dalam hatinya. Apa dia uda
punya cewe lain? Apa dia udah gak sayang lagi sama aku? Semua salah sikap ku
yang kayak anak kecil? Aku Cuma cewe yang ngebosenin? Semua pertanyaan yang
tidak masuk akal terus terbesit dalam pikirannya sambil mengucurkan air mata.
Ruangan itu sudah hening sejak
setengah jam yang lalu, tidak ada lagi suara isak tangis yang terdengar. Kamar
yang bernuansa feminim dan rapi seolah badai katrina telah pindah ke kamarnya, bedcover tak lagi di atas tempat
tidurnya, bantal dan guling berpisah tempat, dan banyak sampah tissue yang
masih terlihat basah berserakan si sekitar tempat tidur maupun di sudut ruangan
tempat favorite Chloe mencari ketenangan dan kesenangan.
Di sudut kamar
Cloe terdiam menatap ke luar jendela yang langsung terlihat suasana malam kota
Tangerang, sebelah tangannya mencengkram dadanya dengan erat berharap rasa
sesak dan sakit itu secepatnya pergi. Malam itu terasa sangat dingin, hujan
deras baru saja mengguyur sebagian kota Tangerang tetapi ia tetap saja
merapatkan jaketnya namun tetap saja menggigil. Bukan karena angin malam tetapi
tubuhnya sudah tidak bisa merasakan apapun kecuali lubang besar yang ada di
hatinya.
Sakitttttt
sekali rasanya...
***
Tetap saja belum bisa melupakan sepenuhnya, memang
dahulu terlalu tergantung dengan dia saat ingin pergi atau melakukan sesuatu.
Di dekat
universitas terdapat suatu Factory Outlet
kecil yang menjual barang-barang kualitas export
dengan harga yang relatif terjangkau. Kalau ada waktu luang pasti Chloe beserta
teman karibnya itu selalu pergi ke sana sampai-sampai penjaga Factory Outlet dan beberapa karyawannya
sudah hafal dengan muka mereka kecuali beberapa pegawai baru yang diganti karna
masa kontrak, mereka disana sekedar untuk membeli baju yang kelihatan lucu atau
hanya melihat- lihat untuk sekedar menghabiskan waktu untuk masuk ke kelas
berikutnya.
“Hola
sista-sista,” sapa Sebastian kasir toko itu sambil melayani bebrapa pelanggan
yang ada di hadapannya. Ia selalu menyapa dengan bahasa ala anak pantai mungkin
karena kulitnya yang coklat maskulin membuat dirinya semakin percaya diri
selalu di bilang anak pantai.
“Eh, lo yang
jaga sekarang? Masih bertahan aja lo disini kirain udah dirolling kayak yang
lain,” ejek Resi sambil terus melihat-lihat tumpukan baju yang ada dihadapannya
tanpa melihat ke arah Sebastian.
“Iya dong gue
masih bertahan disini bos gak bakalan mecat gue karena gue tuh daya tarik dari
FO ini kalo ga ada gue pasti nih FO sepi deh, jamin.” Dengan penuh percaya diri
dan tangannya tetap cekatan dalam melayani pembayaran di FO ini, pantas saja
Simon tak pernah memecat dirinya karena kinerjanya juga bagus untuk kemajuan FO
nya. “Eh, lo pada beli tuh ada dress bagus-bagus deh baru dateng tadi pagi gue
sengaja belom pajang didepan, soalnya lo pada kan pasti suka,” lanjut Sebastian
“Tenang sob, gue
pasti liat-liat, ngomong-ngomong mana nih bos lo yang ganteng? Biasanya uda
kelihatan jam segini lagi ngawasin lo kerjanya bener atau gak.” Tanya Kimi
sambil sibuk merapikan rambut dan penampilannya di depan kaca ruang ganti baju.
Kimi memang sudah jatuh hati dengan Simon, atasan sekaligus pengusaha muda yang
terbilang cukup sukses dengan usia yang masih muda di dunia bisnis.
“Dia biasa sibuk
memantau masuknya barang baru di gudang sana.”
Chloe tidak
banyak berbicara dengan Sebastian padahal biasanya Chloe yang bersemangat tiap
ingin pergi berbelanja baju. Mood untuk berbelanjanya telah hilang seiring
dengan hilangnya bagian dari hatinya. Hampir semua baju-baju yang ada di FO itu
dilihatnya, tetapi tidak tertarik sama sekali anehnya ada satu dress yang
sangat menarik hatinya, entah mengapa ia merasa deja fu dengan dress tersebut tetapi sekuat tenaga memeras otaknya
Chloe tetap saja tidak menemukan jawabannya.
Tanpa pikir
panjang ia segera mencoba dress hitam selutut dengan hiasan pita yang cukup besar
di bagian pinggangnya, dan dilengkapi dengan manik-manik yang membuat dress
tersebut menjadi mewah dan elegan. Setelah keluar dari ruang ganti Chloe segera
mencari stiletto yang cocok dengan gaun yang ia kenakan. Matanya terus berusaha
mencari ke setiap stiletto yang berjejer tanpa satu pun yang luput dari
pengawasannya. Alhasil ia menemukan sebuah stiletto silver dengan hiasan rose
kecil di ujungnya sangat kontras sekali dengan dress yang ia kenakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar