Hanya tinggal
Chloe dan Raymon. Raymon tiba-tiba menarik tangan Chloe untuk bangun dari
tempat duduknya sekarang, lalu Ramon juga menutup mata Chloe. Chloe langsung
meronta dan bertanya mengapa Raymon berbuat demikian.
“Mon, mau
ngapain lo nutup mata gue segala?”
“Udah tenang
aja, gue gak bakal macem-macem sama lo. Ikut dan percaya aja sama gue.”
Chloe mengangguk
dan pasrah dengan keadaan matanya ditutup. Chloe tidak dapat melihat apa-apa,
ia percaya kepada Raymon untuk tidak berbuat yang aneh-aneh terhadapnya.
Tangannya terus menggengam erat tangan Raymon agar tidak menabrak sesuatu atau
terjatuh.
Sesampainya di
lantai dua restoran Hotel Mulia, Ramon baru membuka mata Chloe. Sebuah meja
makan malam berwarna merah marun, dihiasi dengan lilin putih yang menambah
suasana semakin romantis, dan terdapat setangkai bunga mawar putih yang ikut
menghiasai meja itu. Pemandangan yang sangat romantis mendukung suasana makan
malam untuk orang yang spesial juga.
Chloe sangat
terkejut dengan perlakuan Raymon yang sangat istimewa kepadanya, membuat sebuh
makan malam yang sangat indah baginya dan tak terlupakan. Tidak ada orang lain
selain Chloe dan Raymon yang makan malam di lantai dua tersebut. Seakan Raymon
sudah memesan seluruh tempat hanya untuk dirinya dan Chloe yaitu orang
spesialnya malam ini.
“Mon, kok cuma
ada kita berdua aja? Suasananya jadi formal banget kayaknya,” Chloe dengan
sangat canggung mencoba untuk membuka obrolan.
“Iya, gue
sengaja pesen tempat ini buat kita makan malam Clo. Gue sebenernya...” Raymon
berusaha terus melanjutkan kata-katanya sambil menahan ledakan di dadanya yang
seolah ingin keluar.
“Kenapa mon? Lo
mau curhat ya? Gue dengerin kok,” jawab Chloe polos.
“Bukan Chloe, lo
polos banget ya,” ujar Raymon sambil tersenyum. “Gue tuh sebenernya ajak lo ke
makan malam kayak gini karena gue cinta sama lo, lo mau gak kalo jadi pacar
gue?”
Chloe yang
selama ini selalu bawel dan tak pernah kehabisan bahan obrolan, tiba-tiba saja
Chloe kehabisan kata-kata untuk diucapkan kepada Raymon. Dadanya berdebar0debar
tak karuan, pandangannya kosong dan pikirannya terus mengulang kata-kata yang
baru saja Raymon ucapkan.
“Gue gak bisa
jawab sekarang mon. Gue harus pikirin baik-baik ya, gue gak mau salah ambil
keputusan karena terburu-buru. Kasih gue waktu ya.”
“Oh gak apa-apa
Clo, emang gue sih yang mendadak ngomong kayak gini ke lo. Tapi gue
mengharapkan jawaban baik untuk gue,” ujar Raymon sambil tersenyum manis.
Chloe manjadi
merasa canggung dengan keadaan seperti ini, tidak seperti kemarin-kemarin Chloe
merasa nyaman dan akrab dengan Raymon. Tetapi sekarang Chloe merasa Raymon
seperti orang lain dihadapannya. Hatinya masih belum sepenuhnya bisa diberikan
kepada Ramon.
Chloe segera
mengecek blakberrynya, tidak ada
satupun pesan yang masuk maupun pesan itu dari Richard. Tak biasanya Richard
tidak mengirimkan kata-kata mutiara. Mungkin
dia ketiduran makanya gak sms gue, ujar Chloe dalam hati. Chloe berusaha
berpikiran positif kalau Richard pasti akan mengirimkan pesan semacam itu lagi.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar