Kamis, 31 Mei 2012

Chloe Clover - 26


Sesampainya di rumah Chloe langsung mengurung diri di kamar. Ia mulai membuka kotak pink pemberian Ricard yang terakhir kalinya. Isinya sebuah surat dan juga foto-foto semasa berpacaran, sebuah tiket nonton, tiket saat pergi ke ice skating dan juga semua benda kenangan selama Richard dengan Chloe ada di dalam kotak tersebut.
Satu persatu Chloe keluarkan dari kotak dan berusaha menguatkan diri untuk membaca isi surat itu.
Namamu yang sama dengan four leaf clover yang berarti keberuntungan sama dengan seperti arti nama mu yang membawa keberuntungan untuk diriku. Aku sangat beruntung bisa menjadi orang spesial yang pernah ada di dalam hidup kamu. Aku sangat mencintaimu sampai ajal aku menjemput, aku memang tak sempurna, aku memang tak bisa memberikan kebahagiaan seutuhnya untukmu tapi ku lakukan yang terbaik untuk dirimu yaitu meninggalkan dirimu untuk tidak melihat disaat aku lemah dan tidak berdaya melawan penyakit yang ku derita selam ini.
Bukan maksudku untuk membuat hatimu sakit, aku hanya ingin kau terus bahagia walaupun tanpa ku. Maafkan aku tidak pernah menceritakan penyakit ku yang ku derita selama ini karena aku gak mau liat kamu sedih dan menangisi kepergianku. Semua sudah menjadi takdir kita berdua untuk tetap saling mencintai tanpa harus memiliki.
Semua kenangan manis kita hanya ada di dalam kotak ini warna pink sesuai dengan kepribadian dirimu yang feminim dan juga ceria. Aku berharap semoga ada pria lain yang dapat menggantikan aku untuk menjagamu sebaik mungkin.
Selamat tinggal kekasih ku... Jaga dirimu dengan baik, ku akan tetap mencintaimu dan mengawasimu dari atas sana.
-Richard Watson-
Tetesan air mata Chloe membasahi hampir sebagian kertas surat dari Richard. Setelah membaca surat itu Chloe melihat-lihat isi kotak itu, satu persatu dibukanya. Terdapat kertas kalender yang menunjukan tanggal 14 Februari 2010 yang menandakan hari jadian Chloe dan Richard, tiket nonton film bioskop saat kencan pertama kali, foto saat Chloe dan Richard pergi liburan bersama bersama keluarga Richard, dan juga foto-foto berdua Richard dengan Chloe.
Chloe tak hentinya mengeluarkan air mata mengingat semua kenangan yang pernah dilukiskannya bersama Richard merupakan lukisan yang terindah dalam hidup Chloe.
Kau akan selalu menjadi pria yang terbaik dalam hidupku, aku juga mencintaimu sampai detik ini...

Chloe Clover - 25


Rumah duak terlihat ramai dipenuhi dengan keluarga dan tetangga Richard yang akan menghantar kepergiannya. Chloe datang terlambat, ia tidak sempat untuk melihat jenasah Richard untuk terakhir kalinya. Sambil terus menangis terisak-isak Chloe bertemu dengan kakak perempuan Chloe.
“Chloe?” sapa kakaknya dengan heran.
“Iya kak aku tau dari bi Onah, Richard sakit apa kak? Kok gak ada yang berusaha untuk beritahu aku?” jawab Chloe sambil terus menangis.
“Richard ngelarang aku buat kasih tau.”
“Richard sakit apa kak?”
“Sebenarnya dia menginap kanker otak udah stadium akhir. Ini kado terakhir buat kamu dari Richard,” ujar kakak Richard sambil menyodorkan sebuah kotak berwarna pink yaitu warna favorite Chloe.
Kakak Richard langsung meninggalkan dirinya yang sedang berusaha melihat isi kotak dari Richard sebagai hadiah terakhirnya. Tiba-tiba seorang wanita cantik berambut panjang menghampiri Chloe.
“Kamu yang namanya Chloe Clover ya?”
“Iya, kamu siapa ya?”
“Aku teman dekatnya Richard. Richard banyak cerita semuanya tentang kamu. Sebenarnya Richard masih sayang banget sama kamu, dia sebenarnya gak mau ninggalin kamu hanya saja penyakitnya yang membuat dia harus meninggalkan kamu. Dia gak mau lihat air mata orang yang dicintainya untuk jatuh hanya karena penyakit yang menggerogoti tubuhnya.”
“Tunggu, kayaknya kau pernah liat kamu sebelumnya? Tapi aku lupa dimana.”
“Mungkin di pesta ulang tahun Tara. Soalnya aku pernah liat kamu disana.”
Pikiran Chloe segera meluncur ke ingatan masa lalunya beberapa bulan yang lalu. “Oh iya, kamu bukan pacar baru Richard?”
“Bukan, aku memang pernah suka sama Richard sejak dia pacaran sama kamu. Tapi aku sadar dia sangat mencintai kamu tidak ada yang bisa menggantikan posisi kamu dihatinya. Aku hanya kebetulan kenal dengan Tara oleh karena itu aku minta Richard untuk ikut datang menemani.”
Sebuah rahasia sekaligus misteri yang selama ini bersarang didalam tubuh Chloe mulai terungkap menjadi sebuah kenyataan yang pahit. Chloe bagaikan mayat hidup, tidak dapat berpikir dengan baik dan juga tak mempunyai banyak tenaga untuk beraktifitas. Kenyataan yang pahit seolah menggerogoti tubuhnya hingga ia menjadi seperti mayat hidup.
***

Chloe Clover - 24


Sepuluh


Tanpa sadar Chloe tidur seharian setelah pulang dari kampusnya hingga pagi lagi. Kini tubuhnya segar kembali, semua terasa segar untuk memulai aktifitas yang baru. Chloe segera mengecek handphonenya untuk melihat apa ada pesan baru dari Richard, hanya ada pesan dari Raymon yang menanyakan jawaban serta keadaannya sekarang.
Hi Clo, udah tau jawabannya buat gue? Udah beberapa hari ini kita gak keluar. Nanti malam kita pergi makan yuk.
Chloe segera membalas pesan dari Raymon.
Nanti malam ya mon gue kasih tau jawabannya. Gue masih mikir-mikir.. hehe
Richard tak lagi mengirimkan pesan kepada Chloe. Chloe berusaha meneleponnya tetapi tidak aktif. Hal itu semakin membuat Chloe penasaran dengan keadaan Richard. Sudah hampir tiga bulan Chloe sama sekali tidak pernah bertemu lagi dengan Richard.
Chloe berencana untuk mengunjungi kembali rumah Richard, “siapa tau dia udah pulang dari luar kota. Coba aja mampir sebentar.”
Chloe yang diantar oleh supirnya pergi ke rumah Richard di kawasan BSD. Sesampainya di sana, rumahnya terlihat sepi, bibi Onah pembantu keluarganya sejak lama yang setia menyapu halaman depan tiap paginya.
“Permisi bi, Richard udah pulang belum?”
“Oh non Chloe. Memangnya non belum tau?”
“Tau apa bi?”
“Hmm... Anu non,” bibi Onah terlihat berat dan sulit untuk mengatakannya.
Dengan raut wajah yang sangat penasaran Chloe berusaha mendesak bi Onah untuk menceritakannya. “Apa bi? Memang Richard belum pulang? Atau apa bi?”
“Bukan non, I-tu, den Richard... Non harus sabar ya sebelumnya,” bi Onah berusaha menenangkan Chloe sebelumnya.
“Lho tenang kenapa bi? Aku tenang-tenang aja sekarang.”
“Den Richard kan udah meninggal non, baru kemarin. Memangnya non belum tau ya?”
“Apa bi?!” seru Chloe tidak percaya. “Bibi jangan bohong sama saya, sia masih diluar kota kan?” Mata Chloe mulai berkaca-kaca hatinya berdebar tak karuan, tangannya gemetar.
“Sumpah non, bibi gak bohong soal kayak gini. Den Richard selama ini berobat ke luar negri, bibi gak boleh bilang sama non itu perintah den Richard sendiri makanya bibi gak berani buat bilang sama non kalau den Richard sakit. Sekarang prosesi pemakamannya di Oasis.”
Terjawab sudah semuanya. Sms tak lagi ada buat Chloe karena Richard sudah tidak ada di dunia ini lagi. Semua oerasaan Chloe tidak karuan, marah karena Richard tidak pernah bilang mengenai penyakitnya, sakit hati karena kekasih yang sangat dicintainya dan sulit untuk dilupakannya sudah pergi dari dunia ini,puas karena rasa penasaran Chloe terhadap semua pertanyaannya dalam hari dapat terjawab.
Air mata Chloe tak berhenti terurai. Ia segera menuju rumah duka tempat Richard akan dimakamkan. Semua pesan yang dikirimkan Richard seakan sebagai lima pesan terakhir untuk Chloe. Doanya untuk Chloe dapat berbahagia dengan Raymon sebagi pengganti Richard untuk menjaganya.
***

Chloe Clover - 23


Pagi hari selalu turun hujan yang deras akhir-akhir ini membuat Chloe sulit untuk keluar rumah untuk pergi ke kampus. Tanpa disangka Resi menjemput Chloe untuk pergi ke kampus bersama.
Hari ini mood Chloe sama seperti cuaca hujan yang terus mengguyur tanpa henti. Perasaannya kacau memikirkan semuanya, apa yang harus dijawab kepada Raymon dan pikirannya memikirkan Richard yang kemarin tidak mengirimkan satu pesan pun. Biasanya Richard selalu mengirimkan pesan yang membuat hati Chloe tersentuh.
“Res, gue si Raymon nyatain cintanya ke gue. Menurut lo gimana?”
“Terima aja lagi Clo. Kayaknya dia anak baik-baik kok gak kayak Anton,” jawab Resi.
“Baik sih, by the way si Richard tumben banget gak kirim sms ke gue biasanya selalu kirim tiap malam tapi kemarin enggak.”
“Mungkin dia lagi sibuk kali Clo, udah jangan pikirin Richard aja. Terima aja si Raymon.”
“Tapi gue masih penasaran sama Richard tiap gue telepon gak diangkat, pas gue coba cari kerumahnya juga gak ada orangnya. Itu dia yang bikin gue penasaran.”
“Ya siapa tau dia punya kesibukan lain. Who knows Clo.”
Kuliah kali ini terasa cepat tidak seperti biasanya yang berlangsung lama karena terlalu membosankan.
Sesampainya di rumah, Chloe langsung menghempaskan badannya di kasur. Rasa kantuk dan juga lelah sangat meliputi seluruh badannya karena semalaman begadang karena merayakan malam tahun baru.

Chloe Clover - 22


Hanya tinggal Chloe dan Raymon. Raymon tiba-tiba menarik tangan Chloe untuk bangun dari tempat duduknya sekarang, lalu Ramon juga menutup mata Chloe. Chloe langsung meronta dan bertanya mengapa Raymon berbuat demikian.
“Mon, mau ngapain lo nutup mata gue segala?”
“Udah tenang aja, gue gak bakal macem-macem sama lo. Ikut dan percaya aja sama gue.”
Chloe mengangguk dan pasrah dengan keadaan matanya ditutup. Chloe tidak dapat melihat apa-apa, ia percaya kepada Raymon untuk tidak berbuat yang aneh-aneh terhadapnya. Tangannya terus menggengam erat tangan Raymon agar tidak menabrak sesuatu atau terjatuh.
Sesampainya di lantai dua restoran Hotel Mulia, Ramon baru membuka mata Chloe. Sebuah meja makan malam berwarna merah marun, dihiasi dengan lilin putih yang menambah suasana semakin romantis, dan terdapat setangkai bunga mawar putih yang ikut menghiasai meja itu. Pemandangan yang sangat romantis mendukung suasana makan malam untuk orang yang spesial juga.
Chloe sangat terkejut dengan perlakuan Raymon yang sangat istimewa kepadanya, membuat sebuh makan malam yang sangat indah baginya dan tak terlupakan. Tidak ada orang lain selain Chloe dan Raymon yang makan malam di lantai dua tersebut. Seakan Raymon sudah memesan seluruh tempat hanya untuk dirinya dan Chloe yaitu orang spesialnya malam ini.
“Mon, kok cuma ada kita berdua aja? Suasananya jadi formal banget kayaknya,” Chloe dengan sangat canggung mencoba untuk membuka obrolan.
“Iya, gue sengaja pesen tempat ini buat kita makan malam Clo. Gue sebenernya...” Raymon berusaha terus melanjutkan kata-katanya sambil menahan ledakan di dadanya yang seolah ingin keluar.
“Kenapa mon? Lo mau curhat ya? Gue dengerin kok,” jawab Chloe polos.
“Bukan Chloe, lo polos banget ya,” ujar Raymon sambil tersenyum. “Gue tuh sebenernya ajak lo ke makan malam kayak gini karena gue cinta sama lo, lo mau gak kalo jadi pacar gue?”
Chloe yang selama ini selalu bawel dan tak pernah kehabisan bahan obrolan, tiba-tiba saja Chloe kehabisan kata-kata untuk diucapkan kepada Raymon. Dadanya berdebar0debar tak karuan, pandangannya kosong dan pikirannya terus mengulang kata-kata yang baru saja Raymon ucapkan.
“Gue gak bisa jawab sekarang mon. Gue harus pikirin baik-baik ya, gue gak mau salah ambil keputusan karena terburu-buru. Kasih gue waktu ya.”
“Oh gak apa-apa Clo, emang gue sih yang mendadak ngomong kayak gini ke lo. Tapi gue mengharapkan jawaban baik untuk gue,” ujar Raymon sambil tersenyum manis.
Chloe manjadi merasa canggung dengan keadaan seperti ini, tidak seperti kemarin-kemarin Chloe merasa nyaman dan akrab dengan Raymon. Tetapi sekarang Chloe merasa Raymon seperti orang lain dihadapannya. Hatinya masih belum sepenuhnya bisa diberikan kepada Ramon.
Chloe segera mengecek blakberrynya, tidak ada satupun pesan yang masuk maupun pesan itu dari Richard. Tak biasanya Richard tidak mengirimkan kata-kata mutiara. Mungkin dia ketiduran makanya gak sms gue, ujar Chloe dalam hati. Chloe berusaha berpikiran positif kalau Richard pasti akan mengirimkan pesan semacam itu lagi.
***