Kamis, 31 Mei 2012

Chloe Clover - 21


Chloe menikmati secangkir teh manis hangat di halaman depan rumahnya. Udara yang dingin dan secangkir teh yang hangat sangat cocok menemani lamunan panjang Chloe di sore hari ini.
Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil Raymon yang sudah terparkir rapi di depan rumahnya, langsung membuyarkan semua lamunan Chloe. Chloe segera melihat jam tangannya yang berwarna merah dan dihiasi dengan sedikit batu-batu kristal kecil, baru pukul enam sore Raymon sudah berada di depan rumahnya.
Chloe berpikir sejenak sambil memasang raut muka bingung apa yang dilakukan oleh Raymon di depan rumahnya, hari ini tidak ada jadwal Chloe untuk keluar rumah dengan Raymon.
Klakson mobil tak hentinya dibunyikan, Chloe terlihat berat sekali untuk melangkahkan kakinya untuk beranjak dari kursi taman favoritenya. Akhirnya sampai ibu Chloe keluar dari dapur rumah untuk melihat mobil siapa yang membuat kebisingan di depan rumahnya.
“Siapa itu Clo? Kok kamu gak samperin?” tanya ibu Chloe
“Raymon ma kayaknya. Soalnya mobil dia biasa pergi sama aku sih yang itu ma.”
“Raymon mana?”
“Itu anaknya bu Gilbert, yang suka pergi sama mama.”
“Coba dong Clo dilihat, dari tadi gak enak sama tetangga dia bunyiin klakson terus, siapa tau dia ada keperluan penting sama kamu.”
“Iya ma.”
Setelah Raymon melihat Chloe sedang kearahnya jendela mobil segera dibukanya.
“Mon, ngapain lo magrib gini ke rumah gue?”
“Clo cepet ganti baju, gue butuh lo jadi asisten gue lagi. Please help me again,” jawab Raymon dengan cepat tanpa basa-basi.
“Ah, kok lo mendadak gini sih? Gue lagi males kemana-mana, suruh adik lo aja kalo gak.”
“Dia gak bisa diandelin clo, cepet ya. Kita meeting di hotel jadi pakaiannya lebih fromal yah. Thank’s before.”
Chloe bergegas mengganti bajunya dengan dress yang pernah ia pakai sewaktu ke pesta ulang tahun Tara. Kejadian di pesta itu masih tetap melekat dengan ingatannya, tetapi sekarang bukan saatnya untuk Chloe mengingat-ingat kembali masa itu.
Chloe tampil anggun dan terlihat cantik. Pakaiannya serta badannya yang tinggi ideal membuat dress yang sederhana menjadi elegan jika dipakainya.
Mobil melaju dengan cepat. Seperti biasa setiap Raymon ingin pergi menemui kliennya pasti di saat-saat waktu yang mepet. Kali ini pertemuan diadakan di Hotel Mulia pukul tujuh malam. Keberuntungan lagi-lagi berpihak kepada mereka berdua, Jakarta tak lagi macet seperi siang hari karena arus balik ke arah Tangerang lebih padat dibandingkan dengan arah dari Tangerang ke Jakarta.
Setelah menempati tempat duduk yang sudah dipesan sebelumnya dan memilih menu yang akan dipesan. Meeting segera dimulai, kali ini klien Raymon yaitu orang yang sama seperti sebelumnya yaitu Mr. Edward. Kali ini mereka membicarakan kelanjutan dari kerjasama yang direncanakan waktu di cafe Manchester United.
Mr. Edward sangat baik dan juga ramah. Semua proyek kerjasama yang diajukan olehnya tidak menuntut suatu hal yang berat. Saat meeting dimulai tanpa sadar Chloe terus memandangi wajah Raymon yang sedang serius membicarakan bisnis dengan Mr. Edward. Chloe menyadari raut wajah Raymon berubah seketika saat sedang serius membicarakan sesuatu hal yang penting, tidak seperti biasanya. Raymon memang anak yang pintar dan berbakti, dia mau meneruskan usaha bokapnya dengan serius.
Perbincangan mengenai proyek itu akhirnya selesai dengan baik. Mr. Edward mengajak Raymon dan Chloe berbincang-bincang sebentar dengan bahasa Indonesia yang masih terbata-bata sambil meneguk segelas wine.
“Raymon, you are very good on this project. Saya senang bekerjasama dengan kamu,” puji Mr. Edward.
Thank you sir. I will do my best for this project.”
“Your asistant is nice, she know what I want. By the way, saya punya janji lain. I must go now, see you on the next meeting.”
“See you sir,” ujar Chloe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar