Chloe menikmati
secangkir teh manis hangat di halaman depan rumahnya. Udara yang dingin dan
secangkir teh yang hangat sangat cocok menemani lamunan panjang Chloe di sore
hari ini.
Tiba-tiba
terdengar suara klakson mobil Raymon yang sudah terparkir rapi di depan
rumahnya, langsung membuyarkan semua lamunan Chloe. Chloe segera melihat jam
tangannya yang berwarna merah dan dihiasi dengan sedikit batu-batu kristal
kecil, baru pukul enam sore Raymon sudah berada di depan rumahnya.
Chloe berpikir
sejenak sambil memasang raut muka bingung apa yang dilakukan oleh Raymon di
depan rumahnya, hari ini tidak ada jadwal Chloe untuk keluar rumah dengan
Raymon.
Klakson mobil
tak hentinya dibunyikan, Chloe terlihat berat sekali untuk melangkahkan kakinya
untuk beranjak dari kursi taman favoritenya. Akhirnya sampai ibu Chloe keluar
dari dapur rumah untuk melihat mobil siapa yang membuat kebisingan di depan
rumahnya.
“Siapa itu Clo?
Kok kamu gak samperin?” tanya ibu Chloe
“Raymon ma
kayaknya. Soalnya mobil dia biasa pergi sama aku sih yang itu ma.”
“Raymon mana?”
“Itu anaknya bu
Gilbert, yang suka pergi sama mama.”
“Coba dong Clo
dilihat, dari tadi gak enak sama tetangga dia bunyiin klakson terus, siapa tau
dia ada keperluan penting sama kamu.”
“Iya ma.”
Setelah Raymon
melihat Chloe sedang kearahnya jendela mobil segera dibukanya.
“Mon, ngapain lo
magrib gini ke rumah gue?”
“Clo cepet ganti
baju, gue butuh lo jadi asisten gue lagi. Please
help me again,” jawab Raymon dengan cepat tanpa basa-basi.
“Ah, kok lo
mendadak gini sih? Gue lagi males kemana-mana, suruh adik lo aja kalo gak.”
“Dia gak bisa
diandelin clo, cepet ya. Kita meeting
di hotel jadi pakaiannya lebih fromal yah. Thank’s
before.”
Chloe bergegas
mengganti bajunya dengan dress yang pernah ia pakai sewaktu ke pesta ulang
tahun Tara. Kejadian di pesta itu masih tetap melekat dengan ingatannya, tetapi
sekarang bukan saatnya untuk Chloe mengingat-ingat kembali masa itu.
Chloe tampil
anggun dan terlihat cantik. Pakaiannya serta badannya yang tinggi ideal membuat
dress yang sederhana menjadi elegan
jika dipakainya.
Mobil melaju
dengan cepat. Seperti biasa setiap Raymon ingin pergi menemui kliennya pasti di
saat-saat waktu yang mepet. Kali ini pertemuan diadakan di Hotel Mulia pukul
tujuh malam. Keberuntungan lagi-lagi berpihak kepada mereka berdua, Jakarta tak
lagi macet seperi siang hari karena arus balik ke arah Tangerang lebih padat
dibandingkan dengan arah dari Tangerang ke Jakarta.
Setelah
menempati tempat duduk yang sudah dipesan sebelumnya dan memilih menu yang akan
dipesan. Meeting segera dimulai, kali ini klien Raymon yaitu orang yang sama
seperti sebelumnya yaitu Mr. Edward. Kali ini mereka membicarakan kelanjutan
dari kerjasama yang direncanakan waktu di cafe Manchester United.
Mr. Edward
sangat baik dan juga ramah. Semua proyek kerjasama yang diajukan olehnya tidak
menuntut suatu hal yang berat. Saat meeting dimulai tanpa sadar Chloe terus
memandangi wajah Raymon yang sedang serius membicarakan bisnis dengan Mr.
Edward. Chloe menyadari raut wajah Raymon berubah seketika saat sedang serius
membicarakan sesuatu hal yang penting, tidak seperti biasanya. Raymon memang anak yang pintar dan berbakti,
dia mau meneruskan usaha bokapnya dengan serius.
Perbincangan
mengenai proyek itu akhirnya selesai dengan baik. Mr. Edward mengajak Raymon
dan Chloe berbincang-bincang sebentar dengan bahasa Indonesia yang masih
terbata-bata sambil meneguk segelas wine.
“Raymon, you are very good on this project. Saya
senang bekerjasama dengan kamu,” puji Mr. Edward.
“Thank you sir. I will do my best for this
project.”
“Your asistant is nice, she know what I want. By the
way, saya punya janji lain. I must go now, see you on the next meeting.”
“See you sir,”
ujar Chloe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar