Jumat, 30 September 2011

Menggunakan Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar



Yang terbaik dalam menggunakan bahasa adalah yang baik dan benar. Tapi tidak semua orang bisa mengerti maksud dari menggunakan bahasa baik dan benar secara tepat, karena banyak yang menganggap dengan menggunakan bahasa baku sama dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.  Padahal pengertian sebenarnya adalah :
·         Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi dan di tujukan kepada siapa . Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Karena itu, gaya bahasa yang digunakan harus sesuai. Contohnya saat kita berbicara dengan teman pasti tidak akan menggunakan bahasa baku, tetapi bahasa non baku. Karena pada kenyataannya semakin tidak benar bahasa yang digunakan sewaktu menulis atau berbicara, berarti semakin akrab hubungan kita dengan lawan bicara.
·         Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan  ejaan yang disempurnakan (bahasa baku).  Baik secara tertulis maupun lisan. Bahasa baku biasanya digunakan pada komunikasi resmi, wacana teknis (makalah, skripsi, dsb), pembicaraan di depan umum, berbicara dengan orang yang kita hormati. Contoh : acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.


Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi

Menurut Keraf (1997:3), pada dasarnya bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol social.
Saat kita memiliki tujuan tertentu, pasti kita akan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk mencapai tujuan tersebut. Karena untuk mencapai tujuan tersebut kita harus berinteraksi dengan orang lain.
Dalam berkomunikasi, pasti kita akan sering mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Yaitu bahasa yang hanya di mengerti orang-orang tertentu saja. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.